Monetisasi Facebook: Kenapa Sebuah Konten Harus Direncakan?

 

Monetisasi Facebook: Belajar Bersama, Saling Follow, Saling View

Halo para konten kreator, kembali lagi bersama SiCreatives untuk membahas seputar Monetisasi Facebook. Facebook bagi para konten kreator, sejatinya, adalah sebuah wadah untuk membuat dan membangun konten. Tanpa konten, ya, Facebook hanyalah sebuah media sosial yang biasa kita gunakan untuk menguntit kehidupan orang lain, sesekali berbagi cerita, dan lagi-lagi muncul sebuah iri akan kehidupan orang lain, terlebih para artis.

Dengan menjadi konten kreator, artinya kita berusaha lepas dari belenggu itu. Kenapa? Karena sesungguhnya kita tidak bisa hanya sebagai penonton, tidak bisa pula menjadi tukang iri, apalagi melewatkan momentum besar untuk setidaknya bisa berkarya, eksistensi diri. 

Lalu apa yang harus kita lakukan? Ya, mulai membuat konten yang benar-benar kita pahami, kita nikmati. Bukan serta merta langsung berpikir ini akan menjadi ladang uang. Meskipun, memang kita tetap harus optimis. Tapi menjadi realistis itu penting.

Facebook dengan algoritmanya tentu tidak hanya ingin meramaikan media sosial tersebut. Mereka ada tujuan besar disana, dimana banyak orang yang akan berkumpul dan ada kesempatan untuk meraup keuntungan dari memasang iklan.

Berkaca dari yang sebelumnya, melibatkan pengguna bukan kali pertama kita temui di dunia digital ini. Google sebelumnya sudah melakukan hal tersebut yang mengajak para blogger atau penulis online agar membuat konten atau tulisan di blog atau website yang isinya menarik, membangunnya, hingga dipasangi iklan oleh Google. 

Contoh lain adalah YouTube, yang juga milik Google, setelah mengakuisisinya pada tahun 2006. Setiap pengguna diajak untuk membuat video yang berpotensi mendatangkan pengunjung, sehingga bisa dipasangi iklan. 

Facebook juga kini sudah mulai melakukan hal tersebut. Keterlibatan pengguna sangat mereka hargai. Setiap pengguna bisa menjadi konten kreator asal berkualitas, tentunya. Kualitas konten di Facebook menjadi sebuah standard yang memang tidak diketahui secara pasti cara kerjanya. Namun, ada beberapa hal yang menjadi kunci penting dalam berkonten di Facebook.

Pertama, konten orisinil atau asli, bukan tiruan dan melanggar hak cipta. Beberapa akun di grup Facebook kerap mengeluh lantaran di ban atau di blok oleh Facebook. Kenapa? Salah satunya, ya, karena melanggar peraturan Facebook itu sendiri, seperti menjiplak atau memposting ulang. 

Kedua, konten yang spesifik dan konsisten. Beberapa konten kreator lupa kalau Facebook sudah punya sistem yang canggih untuk mendeteksi konten-konten yang diposting. Kadang sulit mendapatkan viewer, sulit mendapat pengikut, view mentok di 300 penayangan, dan lain sebagainya. Meskipun, viewer mencapat jutaan, tapi postingan berikutnya kenapa nge-drop? Konsistensi konten yang spesifik adalah konten yang sangat disukai Facebook. 

Ketiga, apakah konten tersebut menghibur? atau seberapa bermanfaat konten bagi pengguna? Ini yang sering dilupakan para konten kreator. Ada seorang konten kreator di Instagram yang membahas suatu topik yang cukup serius dan menarik bagi saya. Postingan dia dari awal hanya enam. Tapi, viewer dari setiap postingan mencapai jutaan. 

Saya sangat suka dengan konten tersebut. Bahkan tidak jarang saya menonton ulang untuk mereka ulang edukasi atau informasi yang diberikan. Alhasil, konten yang dibagikan di Instagram muncul kembali di Facebook dan saya menonton lagi. Menarik bukan? Saya tidak ada follow di Facebook, tapi kok muncul?

Jika ada yang bertanya siapa paling kenal dengan saya? Jawabannya bukan keluarga saya, bukan istri saya, tapi Facebook. Mereka menyimpan semua informasi, kebiasaan kita hingga kita terus disuguhi konten atau iklan yang sesuai. Menarik bukan?

Oleh karena itu, merencanakan konten itu paling penting. Jangan buru-buru iri dengan konten kreator lain yang sudah mencapai viewer 1 juta atau follower 7K. Fokus merencakan konten terlebih dahulu sebelum mengeksekusinya. Bangun basis pengguna yang akan terus menyaksikan konten anda, tidak perlu membagikan kesana kemari, minta "view reel to reel", "follow for follback", atau apapun itu.

Rencakan, eksekusi, analisis, dan lakukan pematangan konten. Itu lebih dari cukup. Kalau kata pepatah Jawa, "alon-alon asal kelakon". Pelan-pelan asal terstruktur dan terencana, niscaya akan sampai ke tujuan anda, CUAN

Demikian dulu hari ini, besok kita lanjut lagi. Jangan lupa dibagikan biar yang lain tahu juga.


Untuk postingan selanjutnya, bisa update terus DISINI. Salam kreator~  




  
   

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Catering Halal dan Higienis di Jakarta Untuk Para Wanita Karir

CONTOH ESAI: SALING SINERGI ANTAR LINTAS SEKTORAL LEMBAGA NEGARA UNTUK MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Cara Mempromosikan Kegiatan, Lomba, Kompetisi, Olimpiade, Seminar, Workshop, event besar

CONTOH ESAI TENTANG PENDIDIKAN: "DEVELOPMENT LEARNING"

CONTOH ESAI: MODIFIKASI BONGGOL JAGUNG DAN PISANG KUNING SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF

CONTOH ESAI TENTANG PENGUATAN PEREKONOMIAN DESA MELALUI 'HOME INDUSTRY'

CONTOH ESAI GAGASAN UNTUK LOMBA NASIONAL & INTERNASIONAL